Penyakit kuning pada bayi disebabkan karena tingginya kadar
bilirubin
yang terkandung dalam tubuh. Kadar bilirubin meningkat apabila
bilirubin yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan kadar bilirubin yang
mampu dikeluarkan oleh tubuh. Jika kadar bilirubin lebih dari 5 mg/dL,
hasilnya kulit dan mata bayi akan menjadi kuning.
Kuning pada bayi bukanlah suatu penyakit dan masih tergolong wajar yang disebut dengan
ikterus fisiologis.
Keadaan ini tidak menyakitkan untuk bayi itu sendiri, tetapi juga harus
diwaspadai dan tidak dibiarkan terlalu lama karena tingginya kadar
bilirubin dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang merusak otak.
Warna
kuning biasa tampak pada kening dan bagian putih mata. Kemudian turun
pada dada, perut, lengan dan kaki. Cara memeriksanya adalah dengan
menekan pada bagian kening atau hidung bayi menggunakan satu jari. Jika
kulit bayi menjadi kuning pada saat jari diangkat, kemungkinan besar
kadar bilirubin bayi tinggi dan sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk
masalah ini.
Warna kuning berasal dari bilirubin. Apa itu
bilirubin?
Bilirubin berasal dari pemecahan sel darah merah. Bilirubin ini akan
diproses dalam hati menjadi bilirubin terkonjugasi yang nantinya akan
dibuang melalui urine atau feses. Bilirubin yang tidak terkonjugasi akan
menyebabkan bayi menjadi kuning.
Penyebab Penyakit Kuning pada Bayi
Sakit kuning
pada bayi atau ikterus sebenarnya merupakan hal yang wajar dan biasa
terjadi 3-4 hari setelah kelahiran dan akan menghilang setelah 1-2
minggu kemudian. Tetapi ada juga bayi yang terlihat kuning sebelum 24
jam kelahirannya atau kadar bilirubin yang tinggi dalam tubuh. Keadaan
ini disebut sebagai
hiperbilirubinemia. Jika terjadi
seperti itu, bayi harus segera mendapat penanganan medis. Karena
bilirubin berlebih yang terdapat dalam darah dapat masuk ke dalam otak
dan meninggalkan sisa permanen yang merusak.
Beberapa penyebab
ikterus atau
bayi kuning, antara lain:
Fungsi usus dan hati yang belum sempurna
Usus dan hati pada bayi baru lahir belum dapat bekerja dengan sempurna
sehingga banyak bilirubin yang tidak terkonjugasi dan tidak terbuang
dari tubuh. Umumnya terjadi pada minggu pertama sampai minggu ketiga
setelah kelahiran. Pada beberapa kasus, bisa berlangsung lebih lama,
yaitu sampai 10 minggu.
Ditambah lagi, produksi bilirubin yang
lebih banyak dibandingkan produksi pada orang dewasa. Bayi memproduksi
2-3 kali lipat bilirubin. Banyaknya bilirubin dalam tubuh yang membuat
bayi menjadi kuning.
Kurangnya asupan makanan
Pada
2-3 hari pertama setelah kelahirannya, ibu belum dapat mengeluarkan susu
bagi bayinya. Sehingga, bayi menjadi kuning karena kurangnya makanan.
Tetapi, hal ini tidak perlu dikuatirkan karena umumnya setelah beberapa
hari kemudian, ASI dapat keluar memenuhi kebutuhan bayi.
Memar
Saat proses kelahirannya, seorang bayi dapat mengalami memar atau
lebam. Memar merupakan darah beku yang berkumpul. Tubuh akan berupaya
menyembuhkan memar ini dengan cara mennghancurkan darah yang beku
tersebut, yang juga akan meningkatkan produksi bilirubin.
Penyakit hemolitik
Hal ini terjadi karena golongan darah atau rhesus ibu tidak cocok
dengan bayi. Akibatnya, ibu akan membentuk antibodi yang menyerang sel
darah merah bayi. Sel darah merah yang terserang akan terpecah sehingga
menghasilkan banyak bilirubin.
Kekurangan enzim G6PD
Kurangnya enzim ini dalam tubuh menyebabkan peningkatan bilirubin. Kelainan enzim G6PD merupakan kelainan bawaan.
Menyembuhkan Bayi Kuning
Jika
kadar bilirubin tidak terlalu tinggi atau tergolong ringan, tidak
diperlukan terapi khusus. Untuk membantu proses pengeluaran bilirubin
dalam tubuh, dapat dilakukan dengan cara:
Memberi asupan yang cukup
Beri asupan makanan yang cukup. Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI.
Dengan banyaknya makanan yang masuk maka proses pembuangan urine dan
feses dapat lebih lancar sehingga bilirubin terbantu kaluar dari tubuh.
Cukup atau tidaknya pemberian asupan dapat diperhatikan dari urine dan
feses. Hal yang dapat diperhatikan antara lain dari frekuensi bayi
berkemih dan warna feses. Umumnya bayi buang air kecil sebanyak 5-6 kali
dalam sehari dan warna feses yang berubah dari hijau tua.
Jemur
Menjemur bayi di bawah sinar matahari pagi dapat membantu mengatasi
ikterus. Sinar matahari akan membantu pemecahan bilirubin. Hanya saja,
patut diperhatikan waktu dan durasi menjemur bayi. Jangan sampai kulit
bayi terbakar akibat sinar matahari. Jangan sampai bayi terpapar sinar
matahari secara langsung lebih dari 10 menit.
Sebaliknya,
jika ikterus tergolong berat, dengan kadar bilirubin tinggi, biasanya
dokter akan menganjurkan agar dilakukan terapi sinar. Bayi akan
dipaparkan sinar biru khusus yang akan membantu mengubah bilirubin
menjadi bentuk yang lebih mudah dikeluarkan dalam urine atau feses.
Pemberian
air susu ibu atau
ASI merupakan salah satu cara mencegah sakit kuning pada bayi. Selain itu juga dapat menyembuhkan
bayi kuning atau
ikterus
ringan. Jadi, jangan ragu untuk memberikan ASI pada buah hati walau
pada awalnya ibu harus merasakan sakit pada payudara, tetapi hal itu
sangat dibutuhkan oleh bayi mungil Anda.